Kian hari Anda merasa tak bergairah, bahkan merasa semakin sulit menemukan inspirasi untuk menyelesaikan pekerjaan. Rasanya, ada saja yang bikin hati jadi tidak sreg menyelesaikan pekerjaan. Mulai dari alasan butuh ngopi dulu, butuh ngobrol dulu, chatting dulu, ngemil dulu, dan sebagainya. Sampai-sampai waktu terbuang percuma. Hasil kerja pun jadi tak maksimal.
Bila dilihat kembali secara jernih, inti permasalahannya memang ada pada diri Anda sendiri, yang sudah kehilangan gairah dalam pekerjaan. Masalah semacam ini, menurut Anny Nursani, konsultan sumber daya manusia dari Iradat konsultan, merupakan hal yang wajar terjadi. ”Sebetulnya masalah jenuh ini bisa dialami siapa saja. Baik orang yang bekerja maupun tidak, yang menduduki jabatan tinggi atau rendah, dan seterusnya,” ungkap Anny.
Anny menyarankan agar mencari tahu dan menyelesaikan kejenuhan yang terjadi sebelum menimbulkan permasalahan yang lebih dalam lagi.
Cari tahu penyebab
Anda perlu mengidentifikasi masalah mana yang sebenarnya menyebabkan Anda jenuh. Jika pekerjaan menuntut Anda selalu mengerjakan hal yang sama setiap hari berulang kali, wajar jika terjadi kejenuhan. Pekerjaan yang tak menimbulkan tantangan, seringkali membuat Anda jadi tak mampu berinovasi.
Jenuh juga bisa dipicu oleh lingkungan kerja yang begitu-begitu saja. Misalnya mendiami ruangan kerja yang tak ada perubahan, baik dari segi tata letak maupun dekorasi. Orang yang overqualified akan merasa tak tertantang dengan pekerjaan yang terlalu mudah. Begitu juga dengan orang yang sulit beradaptasi dengan tugas yang terlalu berat, akan merasa lelah dengan beban dan tanggung jawab yang diberikan.
Selain yang bersifat interpersonal, jenuh juga bisa dipicu hubungan antarpersonal yang dikembangkan dalam lingkungan kerja. Jika di lingkungan pekerjaan kerap ditemui konfrontasi yang tak kondusif, atasan yang kerap bersilang pendapat, instruksi atau strategi organisasi yang tak pernah sampai ke bawahan, dan sebagainya juga bisa menimbulkan kejenuhan. Namun, jika suasana bekerja kondusif dan pekerjaan juga sudah cukup variatif, tetapi Anda tetap merasa jenuh dengan pekerjaan, kemungkinan jenuh bisa timbul akibat hilangnya makna pekerjaan itu sendiri.
Bisa jadi selama ini Anda hanya bekerja karena sebab lain, seperti alasan desakan ekonomi, suami tak bekerja, dan lainnya, Anda pun bekerja bukan karena ingin mengaktualisasikan diri, tetapi sekadar terpaksa oleh kondisi. Hal semacam ini membuat Anda lama-lama kehabisan energi untuk menjadi produktif, karena tujuan bekerja bukan untuk diri sendiri.
Tak harus ganti pekerjaan
Mengetahui diri mulai kehilangan gairah dalam bekerja, bukan lantas harus mengganti pekerjaan. Cari tahu dulu, Anda jenuh karena apa? Jika masalahnya adalah pekerjaan yang terlalu rutin, Anny menyarankan untuk sesekali melakukan variasi kecil dalam pekerjaan.
Anda bisa memanfaatkan beberapa menit untuk beristirahat setelah berjam-jam di depan komputer, misalnya berbincang dengan rekan satu ruangan sejenak. Anda bisa membahas hal-hal lain yang lebih santai seperti bertukar informasi belanja, membicarakan Si Kecil, menanyakan di mana ia membeli aksesori, dan lainnya.
Sedangkan untuk mengatasi jenuh yang disebabkan lingkungan fisik kantor, bisa dengan menata ulang meja kerja. Meletakkan benda-benda yang berhubungan dengan hobi di sudut meja, bisa memberi nuansa berbeda. Anda yang bekerja di dunia kreatif juga bisa menata ulang jadwal maupun prioritas sehari-hari. Seorang salesman yang selalu datang pagi ke kantor, mengunjungi klien lalu kembali ke kantor, bisa mengubah rute perjalanannya. Misalnya, dari rumah Anda bisa langsung mengunjungi klien dengan rute yang lebih efisien.
Jika Anda memahami kejenuhan disebabkan hilangnya makna bekerja, perlu menata ulang makna pekerjaan. ”Umumnya, pekerjaan yang sesuai dengan minat tak akan mudah menimbulkan kejenuhan,” papar Anny.
Ikuti prosedur
Kadangkala, masalah kejenuhan tak bisa diselesaikan sendiri dengan mengubah mindset, kebiasaan, atau dekorasi meja kerja. Misalnya, kejenuhan yang disebabkan oleh sistem yang tak berjalan baik, konfrontasi yang sering terjadi, maupun disebabkan gap antara kompetensi diri dan persyaratan jabatan.
Tentunya tak bisa menggunakan otoritas Anda sendiri untuk menyelesaikannya bukan? Jika demikian, coba upayakan belajar dari pengalaman rekan yang lebih senior. Bagaimana mereka menerima semua kondisi dan bertoleransi dengan sistem yang sudah berjalan.
Jika Anda merasa semua mulai mengganggu performa kerja, ada baiknya bicarakan dengan atasan langsung apa yang dirasakan. Jangan lupa, kemukakan solusi yang diinginkan agar masukan Anda tak disalahpahami atasan. Selamat berintrospeksi!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 comment
thanks gan buat artikel
8 Desember 2011 pukul 23.52"MENGATASI RASA JENUH DI KANTOR"
sangat membantu... ^_^
Posting Komentar