Tembakan Buzzer Beater pertama Kobe Bryant 2010
Minggu, 03 Januari 2010
Penyakit yang Mengintai Orang Gemuk
Kenapa? Karena orang yang mengidap obesitas biasanya mengalami peningkatan risiko terserang berbagai penyakit dan gangguan kesehatan. Inilah beberapa di antaranya yang paling sering jadi ancaman.
1. GANGGUAN JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
Obesitas merupakan penyebab utama terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler). Pasalnya, obesitas menyebabkan peningkatan beban kerja jantung, karena dengan bertambah besar tubuh seseorang maka jantung harus bekerja lebih keras memompakan darah ke seluruh jaringan tubuh. Bila kemampuan kerja jantung sudah terlampaui, terjadilah yang disebut gagal jantung. Tanda-tandanya, napas sesak dan timbulnya bengkak pada tungkai.
Pengidap obesitas juga sering mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi) karena pembuluh darah menyempit akibat jepitan timbunan lemak. Kombinasi obesitas dan hipertensi ini tentu saja memperberat kerja jantung. Akibatnya, timbul penebalan pada dinding bilik jantung disertai kekurangan oksigen. Keadaan ini akan mempercepat timbulnya gagal jantung.
2. GANGGUAN FUNGSI PARU-PARU.
Lagi-lagi timbunan lemak menjadi pemicu masalah. Pada pengidap obesitas, timbunan ini dapat menekan saluran pernapasan. Ini bisa menyebabkan terjadinya henti napas saat tidur (sleep apnea). Gangguan seperti ini lama-lama dapat menyebabkan gagal jantung juga dan berujung dengan kematian.
3. MENYEBABKAN DIABETES DAN PENINGKATAN KOLESTEROL
Obesitas dapat menyebabkan terjadinya penyakit kencing manis (diabetes melitus). Ini disebabkan timbulnya gangguan fungsi insulin pada pengidapnya.
Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh tubuh. Fungsinya antara lain memasukkan gula dari dalam darah ke dalam sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai sumber energi. Akibat gangguan fungsi insulin, gula tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga tetap beredar dalam darah. Ini dapat diketahui dari kadar gula darah yang meningkat.
Gangguan fungsi insulin ternyata juga mengakibatkan gangguan metabolisme lemak (dislipidemia). Ini dapat dilihat dari terjadinya peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol LDL (kolesterol jahat), trigliserida, namun disertai penurunan kolesterol HDL (kolesterol baik).
Peningkatan kadar kolesterol jahat disertai penurunan kadar kolesterol berujung terbentuknya kerak dalam pembuluh darah (arterosklerosis). Arterosklerosis akan memperkecil diameter pembuluh darah, sehingga menyebabkan penyakit jantung koroner dan serangan stroke.
4. GANGGUAN PERSENDIAN
Obesitas akan menyebabkan peningkatan beban pada persendian penyangga berat. Misalnya persendian lutut sehingga lama-lama dapat menimbulkan peradangan persendian (osteoartritis). Gejala-gejalanya antara lain, nyeri pada sendi, diikuti dengan pembengkakan. Sendi juga menjadi kaku tak bisa digerakkan. Yang terparah, penderita tidak sanggup berjalan lagi.
5. GANGGUAN SISTEM HORMONAL
Obesitas ternyata juga mempengaruhi sistem hormonal dalam tubuh. Pada anak gadis, obesitas menyebabkan haid pertama (menarkhe) datang lebih awal. Pada wanita dewasa, obesitas dapat menyebabkan gangguan keseimbangan hormonal (hiperandrogenisme, hirsutisme), dan gangguan siklus menstruasi.
Hiperandrogenisme berarti jumlah hormon androgen (lelaki) meningkat. Akibatnya terjadi hirsutisme (tanda maskulinisasi). Misalnya jerawatan, distribusi bulu-bulu di wajah dan badan, bahkan mungkin perubahan suara menjadi berat seperti suara lelaki.
Pada wanita, obesitas juga peningkatan risiko timbulnya batu empedu. Ini terjadi karena cairan empedu menjadi lebih kental.
6. MENINGKATKAN RISIKO PENYAKIT GANAS
Hasil penelitian menunjukkan, pada wanita yang sudah mengalami menopause, obesitas meningkatkan risiko timbulnya kanker rahim (endometrium) dan kanker payudara. Sedangkan pada pria, kegemukan dapat meningkatkan risiko terserang kanker prostat dan kanker usus besar (kolorektal).
7. GANGGUAN PSIKOLOGIS
Orang dengan obesitas juga sering kali mengalami gangguan psikologis berupa rasa rendah diri, keadaan depresi, bahkan bisa terkucil dari pergaulan sosial. Terlebih lagi bila lingkungan di sekitarnya tidak memberi dukungan, melainkan lebih banyak memperolok-olok kegemukannya.
Sikap - Sikap Tubuh Kurang Sehat
Berikut beberapa sikap tubuh yang sebaiknya dihindari:
1. Posisi duduk membungkuk
Kebiasaan duduk membungkuk yang membuat anak merasa nyaman dengan posisi tersebut. Atau dapat pula terjadi karena pemakaian kursi yang tidak ergonomis. Kemungkinan lain, kursi yang digunakan lebih tinggi dibanding mejanya hingga anak akan membungkukkan badannya saat menulis. Meja yang terlalu rendah juga akan memaksa anak duduk membungkuk saat menulis ataupun kala melakukan aktivitas di meja tersebut.
Bila kebiasaan ini dibiarkan dapat memunculkan ketegangan otot pada wilayah leher dan punggung yang berujung pada keluhan rasa pegal-pegal atau kaku. Bila keluhan ini dibiarkan dalam waktu lama dapat menyebabkan terjadinya kyphosis. Untuk mengoreksinya (bila tergolong ringan), dapat dilakukan dengan latihan guna memperbaiki postur tubuh sekaligus menguatkan otot. Di samping melakukan senam untuk mendukung penguatan otot di sekitar wilayah punggung dan bahu. Sedangkan bila tergolong berat perlu dilakukan operasi.
2. Posisi duduk miring
Kursi yang tidak ergonomis atau ketinggian kursi yang tidak sama dapat menyebabkan anak duduk dengan kemiringan tertentu. Bila berlangsung terus-menerus, lambat laun akhirnya membentuk jadi kebiasaan. Otot-otot dan tulang belakangnya dipaksa bekerja ekstrakeras untuk melakukan penyesuaian dengan posisi tubuh. Akibatnya, terjadilah ketegangan otot. Jadi wajar, bila muncul keluhan rasa kaku atau pegal di wilayah punggung dan pinggang karena otot-otot yang tegang.
Bila posisi ini berlangsung terus-menerus dapat menyebabkan kelainan postur yang dikenal dengan nama skoliosis. Namun, bila bengkoknya kurang dari 20 derajat cukup dilakukan senam untuk menguatkan otot dan pembentukan postur. Sedangkan bila tergolong skoliosis menengah, perlu dibantu alat dan bila tergolong berat harus dioperasi.
3. Membawa beban berat
Membawa beban yang berat pada satu sisi, misalnya, membawa tas pada bahu kanan terus-menerus juga dapat menimbulkan ketegangan otot di wilayah bahu kanan. Ditandai dengan rasa pegal-pegal atau kaku, nyeri pada wilayah tersebut. Bahkan, bila kondisi ini berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan terjadinya perubahan postur meski bukan selalu skoliosis.
Bila perubahan postur tersebut sampai mengakibatkan bahu tinggi sebelah, kepala menjadi miring dan panggul tinggi sebelah maka perlu melakukan pemeriksaan rontgen. Bila diketahui tulang belakangnya melengkung hingga membentuk huruf “S”, maka dapat dinyatakan menderita skoliosis. Langkah selanjutnya, tinggal menentukan derajat kemiringan lengkungan tersebut guna menentukan terapi atau tindakan yang harus dilakukan.
4. Menulis sambil tiduran
Posisi menulis sambil tiduran di lantai dapat menyebabkan keluhan nyeri pada leher, bahu, dan punggung karena ketegangan otot kendati tidak sampai menyebabkan skoliosis. Akan tetapi, bila posisi tiduran, tengkurap, atau sikap duduk yang salah dibiarkan terus-menerus dan membentuk kebiasaan dapat berdampak buruk pada kesehatan.
Posisi tengkurap, contohnya, akan menekan dada dan juga paru-paru yang berarti akan menghambat sirkulasi oksigen. Padahal, kelancaran pasokan oksigen sangat diperlukan otak dalam berkonsentrasi. Akibat lainnya adalah mudah mengantuk. Selain itu, posisi tiduran atau tengkurap juga menyebabkan jarak pandang mata dan buku pelajaran menjadi lebih dekat sehingga kurang baik untuk kesehatan mata.
Penelitian Protein Penghalang Kanker
Para ahli berharap adanya sebuah obat yang tidak hanya membunuh sel-sel kanker, tetapi juga mendorong tubuh memproduksi sel pengganti yang lebih sehat. Protein temuan tersebut terlihat memiliki kemampuan luar biasa untuk eksis di area yang merusak.
Keluarga protein itu, Small Ubiquitin-like Modifier (Sumo), sanggup menghindar ketika berada di bagian tubuh tempat kerusakan DNA terjadi. Protein ini seperti membuka rahasia mekanisme tubuh melawan pertumbuhan sel-sel kanker.
Secara khusus, temuan itu menjadi tahap pertama menuju pengembangan obat yang kemungkinan melindungi sel-sel normal dari efek samping kemoterapi dan radioterapi, sekaligus memperbaiki efektivitas penanganan kanker payudara yang berkembang saat ini.
Menurut salah satu peneliti dari King’s College London, Dr Jo Morris, keluarga protein itu menempelkan diri ke protein normal dan menuntun memperbaiki kegagalan genetik. Menggunakan metode itu, protein-protein tersebut bahkan mampu memperbaiki kerusakan DNA untaian ganda, tipe kerusakan DNA yang paling berbahaya. Setelah sukses menjalankan misi perbaikan, protein tersebut melepaskan diri dan bergerak bebas sendiri.
Salah satu studi mampu mengikuti proses perbaikan pada gen (pembawa sifat keturunan) BRCA1, yang jika rusak, selalu dikaitkan dengan risiko sangat tinggi terbentuknya kanker payudara. Sumo terlihat menempel pada gen yang rusak dan membalik keadaan, membantu mencegah pembentukan kanker payudara.
Dr Lesley Walker dari Riset Kanker Inggris mengatakan, temuan protein tersebut membuka peluang baru menghentikan pertumbuhan sel kanker sejak masa dini. Namun, ia menambahkan bahwa pengetahuan itu sungguh kompleks dan benar-benar proses biologi yang sangat rumit sehingga butuh waktu lama sebelum dapat digunakan secara maksimal bagi perbaikan penanganan pasien kanker.
Penyakit Jenis Thalasemia
Menurut Prof Dr Iskandar Wahidiyat, SpA(K), pakar thalasemia dari RSCM Jakarta, di Indonesia, sebaran thalasemia cukup beragam, tetapi daerah Palembang, Sumbawa, Bangka, dan Yogyakarta merupakan wilayah dengan angka penderita dan pembawa thalasemia cukup tinggi.
Ketika seseorang mengalami thalasemia, mereka tidak memiliki cukup sel darah yang sehat untuk mengangkut oksigen dan zat makanan ke seluruh bagian tubuh. Karena itulah, mereka butuh tambahan darah dengan cara transfusi yang akan membantu mereka untuk tetap sehat. Transfusi yang dilakukan bisa bersifat terus-menerus atau sewaktu-waktu tergantung dari jenis thalasemia yang dialami.
Pengidap thalasemia bisa dibedakan berdasarkan produksi jenis globin yang terganggu. Kalau produksi globin jenis alfa yang terganggu maka penderitanya mengalami thalasemia alfa, sedangkan kalau produksi globin jenis beta yang terganggu maka penderitanya mengalami thalasemia beta. Selain itu, thalasemia dibedakan lagi menjadi jenis mayor dan minor.
Thalasemia beta mayor, merupakan jenis yang paling parah. Penderita thalasemia jenis ini harus melakukan transfusi terus-menerus sejak didiagnosis, meskipun sejak bayi. Umumnya bayi yang lahir akan sering sakit selama 1-2 tahun pertama kehidupannya. Pertumbuhan dan perkembangannya juga mengalami keterlambatan akibat sirkulasi zat gizi yang kurang lancar.
Thalasemia beta minor, menyebabkan penderitanya mengalami anemia ringan dan ketidaknormalan sel darah minor. Untuk thalasemia ini penderita tidak perlu melakukan transfusi darah.
Thalasemia beta intermedia, pada thalasemia jenis ini transfusi bisa dilakukan sewaktu-waktu tergantung dari seberapa parahnya kebutuhan untuk menambah darah.
Thalasemia alfa mayor, terjadi bila seseorang tak memiliki gen perintah produksi protein globin. Kondisi ini dapat membuat janin menderita anemia parah, penyakit jantung, dan penimbunan cairan tubuh. Untuk thalasemia jenis ini, bayi harus melakukan transfusi sejak dalam kandungan dan setelah anak dilahirkan agar tetap sehat.
Thalasemia alfa minor, biasanya tidak menyebabkan gangguan kesehatan berarti, tetapi bila berbakat anemia ringan, kelainan gen ini memiliki kemungkinan besar untuk diturunkan pada anaknya. Penderita thalasemia jenis ini pun tidak memerlukan transfusi.
Mengobati Pendarahan di Bawah Kuku
Sakit tersebut ditimbulkan oleh pembengkakan dan pendarahan yang tertekan oleh kuku. Jika berlangsung lama, maka kuku akan terkelupas.
Berikut beberapa tindakan untuk meredam infeksi lebih lanjut jika terjadi pendarahan di bawah kuku:
1. Untuk mengurangi rasa sakit, tindakan pertama yang dapat dilakukan ialah mengompres jari yang cedera dengan es atau air es.
2. Bersihkan kuku dengan cairan antiseptik atau alkohol sebelum dikorek dan dilubangi (pada ujung kuku) dengan jarum atau benda tajam lain yang sudah disterilkan.
Langkah ini dilakukan untuk membantu mengeluarkan darah yang terkumpul di bawah kuku. Selain dapat mengurangi rasa sakit, tindakan ini juga dapat mencegah kuku terkelupas.
3. Jika darah sudah dikeluarkan, maka luka bekas korekan tadi dapat ditutup dengan salep antibiotik dan diplester. Dapat juga dengan plester cepat yang mengandung obat (band-aid).
Catatan: Bila Anda tidak terlatih menangani masalah ini, sebaiknya minta pertolongan dokter atau tenaga medis.
Sel Tumor Ternyata Meregenerasi Sendiri
Para peneliti dari Amerika Serikat mengatakan, hasil penelitian ini juga diharapkan membantu para ahli untuk mengembangkan obat yang mampu menghentikan proses penyebaran kanker atau metastasis.
“Sel tumor yang sudah menyebar bisa berubah menjadi koloni tumor awal dalam proses yang kami sebut sebagai “menjadi benih tumor kembali,” kata Joan Massague dari Memorial Sloan-Kettering Cancer, New York, AS.
“Kini kami berhasil menemukan bahwa tumor bisa menangkap kembali anak-anaknya yang paling bandel, sehingga mereka mampu menjadi sel yang lebih agresif menyebar, lebih kuat, dan kokoh,” kata Massague.
Pada beberapa kasus, tambah Massague, mungkin terapi pengobatan kanker bisa dilakukan dengan membiarkan jaringan yang terinflamasi dan pernah menjadi rumah sel tumor dibiarkan saja sementara waktu.
“Kami menduga sel tumor akan kembali masuk dalam sirkulasi tubuh dalam waktu seminggu atau sebulan pasca tindakan operasi dan lewat proses menjadi benih kembali ini mereka akan menempati jaringan awal dan memproduksi sel tumor,” papar Massague.
Dalam risetnya Massague dan timnya menggunakan mencit di laboratorium yang sudah diinjeksi dengan sel kanker payudara. Sel ini secara genetik sudah didesain agar mampu menyala di bawah lampu ultraviolet sehingga para peneliti mampu melacak penyebaran sel ini dalam tubuh mencit. Para peneliti menemukan, sistem imun mengeluarkan semacam zat kimia sebagai sinyal untuk memanggil rumah sel tumor.
Fakta Seputar Virus HIV Yang Berbahaya
H di J
Saudara H yang baik, bagus sekali pertanyaan Anda. Memang banyak yang mungkin sudah sering mendengar mengenai HIV/AIDS akan tetapi mungkin saja masih belum tahu mengenai HIV/AIDS ini.
Banyak dari kita mungkin masih menganggap penyakit biasa, bahkan cenderung tidak peduli. Tapi sebenarnya Anda haruslah waspada, karena HIV/AIDS bukanlah penyakit biasa. HIV dan AIDS adalah dua hal yang berbeda, meski keduanya selalu disandingkan bersama, karena kebersamaan inilah yang menyebabkan orang selalu menduga HIV sama dengan AIDS padahal tidak. Mari saya jelaskan sedikit.
Apa sih HIV itu?
Human Immunodeficiency Virus atau juga dikenal sebagai HIV adalah golongan Lentivirus yang masih merupakan keluarga dari Retrovirus dan mempunyai banyak bentuk serta struktur biologis, terutama dengan karakter khasnya yaitu sakit yang berkepanjangan dengan periode masa inkubasi yaitu periode dari saat masuknya virus ke tubuh hingga menyebabkan sakit bisa sangat lama.
Bagaimana bisa masuk ke dalam tubuh kita?
HIV bisa masuk ke dalam tubuh kita melalui transmisi seksual yang tidak terproteksi baik dengan seseorang yang sudah terpapar HIV baik oral,genital maupun anal.
Virus ini pun bisa masuk melalui darah yang terinfeksi dari seseorang yang terpapar HIV kepada lainnya. Contohnya tertusuk jarum suntik yang pernah terpapar HIV virus (biasanya pada pengguna obat-obatan terlarang yang bertukar jarum suntik), serta pada penerima transfusi darah yang mengandung virus HIV (tapi pada umumnya sekarang ini, produk darah transfusi sudah dicek untuk resiko transmisi HIV).
Jangan lupa bahwa pada individu yang sering mentato tubuhnya dan menindik dengan jarum yang dipakai bergantian juga berisiko tinggi untuk penularan. Risiko transmisi juga didapat dari ibu ke anak yang sedang dalam kandungan, meskipun sekarang dengan adanya kombinasi dari pengobatan antiretrovirus yang baik dan cara caesar bisa mengurangi risiko transmisi.
Apa yang terjadi setelah terpapar HIV? Apa gejalanya?
Saat virus HIV masuk untuk pertama kali ke tubuh manusia, seseorang bisa saja tidak merasakannya.
Masuknya virus HIV memang tidak bergejala, akan tetapi sekitar 2 – 4 minggu setelah terpapar virus HIV, 80-90 persen dari individu akan mengalami gejala akut infeksi virus HIV “seperti flu” yang bisa bertahan lama dari 1 minggu hingga 28 hari. Gejalanya pun bervariasi bisa demam, pembesaran kelenjar getah bening, sakit tenggorokan, diare, rasa lelah berkepanjangan, ruam-ruam, hingga nyeri-nyeri otot.
Karena gejala yang tidak spesifik inilah kadangkala kita tidak menduga bahwa ini merupakan tanda- tanda infeksi virus HIV. Kadangkala ketika pasien datang ke Rumah Sakit, seringkali didiagnosa sebagai penyakit infeksi lainnya yang mempunyai gejala yang mirip. Apalagi jika seorang pasien hanya mengeluhkan gejalanya dan tidak menjelaskan mengenai faktor risiko HIV yang selama ini dia jalankan.
Untuk itu, gejala-gejala ini bukanlah merupakan gejala khas yang bisa digunakan sebagai penentuan diagnosa infeksi HIV, karena tidak timbul dalam setiap kasus dan infeksi lainnya bisa saja bergejala sama.
Setelah itu, masuklah ke masa laten di mana virus ada dalam tubuh tapi bisa saja tidak menimbulkan gejala sakit. Masa ini sangatlah lama bisa sampai 20 tahun bahkan pada beberapa penelitian bisa sampai lebih dari 20 tahun sebelum menjadi AIDS. Terakhir, timbullah AIDS, yang merupakan stadium akhir dari infeksi HIV.
Apa AIDS itu?
HIV bisa menyebabkan Acquired Immunodeficiency Syndrome/AIDS, suatu kondisi pada tubuh manusia yang menyebabkan sistem imun kita menurun. Tubuh kita menjadi gampang sakit dan terkena infeksi oportunistik dari kuman patogen (bakteri,virus, jamur) yang pada situasi biasa tidaklah bersifat mematikan bahkan biasanya tidak menyebabkan penyakit pada orang yang sehat. Tapi lain ceritanya pada orang yang daya tahan tubuhnya rendah, di mana kuman patogen dapat menginfeksi sehingga tak mampu lagi melawan infeksi biarpun infeksi yang menyerang termasuk jenis yang biasanya dapat diatasi saat sakit.
Hal ini bisa berbahaya, karena tidak adanya pertahanan tubuh bisa membuat Anda semakin rentan terhadap apapun termasuk infeksi jamur dan lainnya yang bisa menyebabkan kematian.
Bagaimana seorang dokter dapat menyatakan saya terkena HIV?
Selain dengan gejala yang dialami dan adanya faktor risiko penularan, seseorang perlu melakukan pemeriksaan laboratorium dan ini membutuhkan waktu yang cukup lama dan berulang-ulang. Mengapa berulang? karena kadar antibodi tubuh yang diukur biasanya tidak bisa dilihat dalam waktu singkat, jika ingin memastikannya, sebaiknya bicarakanlah mengenai pemeriksaan kepada dokter Anda.
Bagaimana pengobatannya?
Untuk masa kini, belum ditemukan obat yang bisa menyembuhkan penyakit ini apalagi membunuh virus ini. Akan tetapi banyak sekal temuan baru untuk terapi HIV yang bisa dipakai sebagai penambah sistem imun tubuh.
menambahkan sistem imun ini bukan dengan meminum obat penambah imunitas yang dijual di pasaran tapi dengan obat anti retrovirus yang khusus untuk HIV. Mengenai pengobatan haruslah dibicarakan antara dokter yang merawat dan pasien sehingga bisa memilih pengobatan terbaik.
Tidak Ada Orang Gemuk yang Sehat
Berdasarkan penelitan selama 30 tahun terhadap 1.800 pria Swedia yang dimulai saat mereka berusia 50 tahun, para peneliti menyimpulkan bahwa orang obesitas tidak memiliki metabolisme yang sehat. Selama periode penelitian ini mereka yang obesitas umumnya meninggal karena penyakit kardiovaskular, seperti stroke atau serangan jantung.
Selain faktor kegemukan, para ahli juga mengukur prevalensi sindrom metabolik, seperti kadar gula darah, hipertensi, trigiliserida, kolesterol, serta lingkar pinggang, yang merupakan salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular.
Sebelumnya para pakar berpendapat bahwa risiko penyakit jantung lebih rendah pada orang gemuk yang tidak memiliki sindrom metabolik. Hal ini menyebabkan orang mengelompokkan adanya obesitas yang sehat.
Namun, laporan terbaru menyebutkan, studi tersebut umumnya bukan penelitian jangka panjang karena gangguan kesehatan biasanya baru muncul setelah 15 tahun.
Dalam laporan yang dipublikasikan dalam jurnal kesehatan Circulation, para peneliti mencatat bahwa risiko penyakit dalam jangka panjang tetap tinggi meski orang gemuk tak memiliki sindrom metabolik.
Kebiasaan menyantap makanan berlemak dan berkalori tinggi yang tidak diimbangi olahraga merupakan gerbang menuju obesitas atau kegemukan yang akan mengundang penyakit. Untuk mengurangi risiko kegemukan, konsumsi makanan sebaiknya dibatasi dan diimbangi dengan olahraga secara teratur.
Gigi Berlubang, Apakah Bakteri Usus Penyebabnya
Bakteri Bifidobacterium dentium Bd1 merupakan bakteri penyebab karies. Menurut para ahli seperti dimuat dalam jurnal PLoS Genetic, bakteri ini sejatinya hidup di usus dan memberikan dampak positif, seperti membantu sistem pencernaan dan meningkatkan sistem imun.
Namun, bakteri yang semula baik ini ternyata juga mampu beradaptasi di lingkungan mulut. Ia juga mampu bertahan dari asam yang diubahnya dari glukosa dan karbohidrat makanan. Asam ini pada akhirnya akan merusak struktur gigi hingga berlubang.
Untuk mencegah kerusakan gigi dan komplikasi penyakit, perawatan kebersihan gigi mutlak diperlukan. Mulut sebenarnya mempunyai sistem pembersihan sendiri, yaitu air ludah. Namun, dengan beragamnya jenis makanan yang kita konsumsi, kita perlu menggunakan sikat gigi dan pasta gigi untuk mencegah plak yang biasa terdapat di sela-sela gigi.
Makan Sayuran Berdaun Hijau Untuk Melindungi Mata
Hasil penelitian yang dilakukan para ahli dari University of Georgia yang dipublikasikan dalam Journal of Food Science menyebutkan sayuran berdaun hijau dan buah-buahan berwarna mampu meningkatkan kemampuan visual dan mencegah penyakit degenerasi makula (age-related eye disease).
Menurut ketua peneliti, Billy R.Hammond, PhD, sayuran dan buah tersebut mengandung karotenoid seperti lutein dan zeaxanthin, yang berperan penting dalam penglihatan dan memiliki manfaat positif untuk kesehatan retina. Lutein dan zeaxanthin bisa ditemukan pada bayam dan sayuran hijau lainnya.
“Lutein dan zeaxanthin mengurangi rasa tidak nyaman akibat sinar yang terlalu menyilaukan, meningkatkan kontras, bahkan meningkatkan tajam penglihatan,” kata Hammond. Ia menambahkan, 20 macam karotenoid ditemukan di tubuh, namun hanya lutein dan zeaxanthin yang ada di sistem penglihatan. Karena itulah pigmen ini memegang peranan penting dalam fungsi penglihatan manusia.
Sebuah studi yang dilakukan tahun 2008 juga menyebutkan pigmen yang melindungi retina dan lensa mata serta melindungi dari penyakit mata akibat proses penuaan seperti degenerasi makula atau katarak.
Jumlah Kalsium yang Diperlukan Anak Usia Sekolah
Sumber kalsium bisa berasal dari susu dan produk susu (1 gelas = 300 mg kalsium), sayur berdaun hijau tua (1/2 kg kangkung = 300 mg kalsium), atau kacang (1/2 kg kacang tanah = 300 mg kalsium). Sementara, jika tubuh tidak mendapatkan kalsium dari asupan luar, secara otomatis akan mengambil kalsium dari tulang.
Pada saat peluncuran susu Dancow Cokelat Actigo di Cilandak Town Square, Minggu (1/11), Dr dr Saptawati Bardosono, MSc, Sekjen Pengurus Pusat Persatuan Dokter Gizi Medik Indonesia mengatakan, bahwa menurut USRDA (United States Recommended Daily Allowances), anak usia 6-12 tahun memiliki kebutuhan kalsium 800-1300 mg/hari (AKG 600-1000 mg/hari). Asupan kalsium sangat diperlukan sebagai tabungan kepadatan tulang untuk mencapai puncak kepadatan tulang optimal di usia 25-30 tahun. Kepadatan tulang yang tinggi di usia 25-30 tahun dapat membantu mengurangi risiko terjadinya osteoporosis di usia senja.”
Selain itu, dokter yang akrab disapa dengan Dr Tati ini mengatakan, bahkan di negara maju seperti Amerika Serikat -yang hampir semua anak sekolahnya terbiasa mengkonsumsi susu dan produk susu setiap hari- masih ditemukan 44 persen anak laki-laki dan 58 persen anak perempuan yang tidak terpenuhi kebutuhan kalsiumnya. Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Dr Tati mengatakan, bahwa hampir 80 persen anak usia sekolah di Indonesia tidak terpenuhi kebutuhan kalsiumnya.
Tanda-tanda jika seseorang kekurangan kalsium antara lain; tubuh gemetar, saraf menjadi peka, kuku rapuh, insomnia, depresi, rasa kebas, jantung berdebar, dan otot betis kram. Memang baik untuk menyimpan cadangan kalsium sejak dini, lalu apa bahayanya jika kelebihan kalsium? Menurut Dr Tati, jika asupan kalsium berasal dari makanan, maka tidak akan terjadi kelebihan asupan kalsium, tapi jika asupannya berasal dari suplemen, maka akan ada dampaknya. Gejala kelebihan kalsium antara lain; kehilangan selera makan, mual-muntah, sulit BAB, nyeri perut, mulut kering, haus, dan sering buang air kecil.
Bahaya Anak Menangis di Tengah Tidurnya
Hal ini mungkin bisa dikaitkan dengan metode sleep training yang diterapkan Dr William Sears, Associate Clinical Professor of Pediatrics di University of California, Irvine, School of Medicine. Dr Sears menekankan pendekatan pengasuhan yang berpusat pada anak. Ia menyarankan orangtua untuk dengan sabar membantu anak tidur pada waktunya. Caranya dengan menemaninya tidur, membangun ritual tidur malam yang nyaman, dan bentuk-bentuk lain kedekatan fisik untuk menciptakan suasana tidur yang positif, dan kebiasaan tidur yang sehat selamanya. Dengan cara ini, anak tidak akan memiliki peluang untuk menangis, karena orangtua selalu ada di dekat anak untuk merespons kebutuhannya akan makanan atau kenyamanan.
Metode ini bertentangan dengan sleep training yang menerapkan teknik CIO (Cry It Out), yang menyatakan bahwa bayi yang menangis sendirian untuk jangka waktu pendek, namun sesekali ditengok orangtuanya, tidak akan mengalami trauma. Hasilnya justru anak yang memiliki waktu istirahat yang baik, dan lebih bahagia. Strategi tidur tanpa tangis, menurut teknik CIO, akan menyebabkan bayi terlalu bergantung pada kenyamanan yang diberikan orangtuanya, membuat si anak sulit untuk belajar mendorong diri mereka sendiri untuk tidur.
Pengajar pengasuhan lain, Elizabeth Pantley (penulis The No-Cry Sleep Solution) yang mendukung Dr Sears, mempertimbangkan bahwa membiarkan anak sendirian dan menangis di kamarnya adalah sikap yang tidak natural, kurang baik, dan mengkhianati kepercayaan yang telah dikembangkan anak pada orang dewasa dan dunia di sekitarnya. Dr Sears juga mengatakan bahwa teknik CIO akan membentuk asosiasi negatif pada anak tentang waktu tidur, yang akan berlangsung sepanjang hidupnya. Bayi yang kerap menangis kemungkinan menunjukkan tanda-tanda awal bahwa mereka lambat dalam mengembangkan kontrol emosi.
Sayangnya, tidak ada bukti-bukti yang menguatkan sejauh ini, sehingga dapat dikatakan bahwa tak satu pun strategi tidur yang efektif untuk setiap anak, bahkan untuk satu anak selamanya. Anda bebas menerapkan pilihan pengasuhan pribadi untuk Anda, dengan mengenali anak, bersikap fleksibel, dan mencari apa yang paling tepat untuk Anda berdua.
Bagi Heather Turgeon, psychotherapist di Pump Station, Los Angeles, bersikap responsif dan menyayangi adalah pekerjaan utama para orangtua. Menemani anak tidur adalah pola pengasuhan yang paling alami, dan bayi kemungkinan diprogram untuk tumbuh berkembang dengan cara ini. Kebanyakan orangtua tentu menginginkan anak yang cukup mandiri, dan rutinitas tidur yang tak perlu berakhir dengan trauma setiap malam. Jika Anda tidak bisa menemani anak lebih lama, apakah saat-saat dimana Anda membiarkannya menangis dapat mengubah perkembangan otaknya? Ia tak yakin, namun memilih untuk lebih sering memenuhi kebutuhan anaknya.
Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda cenderung membiarkan anak menangis sesekali di tengah tidurnya?
Penderita Autis Bisa Dikenali Sejak Lahir
Demikian yang disampaikan Roselyn Saez, praktisi anak berkebutuhan khusus, Linguistic Council Indonesia dalam seminar “Your Child is Special” di Menara kuningan Jakarta, Sabtu (7/11).
Penderita autis memiliki beberapa karakteristik seperti kesulitan berkomunikasi dan bersosialisasi. Penderita autis tidak tahu bagaimana mengekspresikan kesenangan atau kesedihannya. Mereka juga tidak tahu caranya berkomunikasi.
“Seorang anak penderita autis tidak tahu bagaimana cara memanggil ibunya, mereka akan menyakiti diri sendiri, memukul dirinya hingga ibunya datang, begitulah salah satu cara mereka memanggil ibunya,” ujar Roselyn.
Menurut Roselyn, penderita autis seringkali berbicara dengan nada yang monoton dan tanpa ekspresi. Terkadang mereka mengulang-ulang perkataan orang lain yang mereka dengar, atau biasa disebut echolalia.
Selain lemah berkomunikasi, penderita autis seringkali bertingkah aneh seperti selalu mengulangi kegiatan yang sama setiap harinya. “Misalnya mereka memakai seragam sekolah. Pertama pakai baju, kedua pakai celana, ketiga pakai sepatu, selalu teratur karena mereka sulit meng-organize,” ujar Roselyn.
Roselyn juga mencontohkan, seorang muridnya yang menderita autis tidak memiliki ketakutan akan bahaya. “Seorang murid saya yang berusia dua tahun suka naik ke lantai empat, mencondongkan tubuhnya ke bawah, hanya untuk mendapatkan sensasi ngeri, dia tidak tahu itu bahaya,” ujarnya.
Selain itu, anak penderita autis juga memiliki obsesi berlebih terhadap sesuatu. Misalnya mereka terobsesi terhadap angka, maka mereka akan terus memperhatikan angka-angka, atau terobsesi terhadap tali, mereka akan memaimkan tali terus menerus. “Penderita autis juga peka terhadap sentuhan. Mereka bisa tersakiti hanya karena sentuhan kecil,” katanya.
Meskipun demikian, ada kelebihan unik yang dimiliki anak penderita autis. Mereka dapat mengingat informasi secara detil dan akurat. Ingatan visual mereka juga sangat baik dan mampu berkonsentrasi terhadap subyek atau pekerjaan tertentu dalam periode yang lama.
Anak penderita autis membutuhkan perlakuan khusus dan penanganan sejak dini. Ada beberapa penanganan yang dapat dilakukan seperti memberikan pendidikan khusus, occupational therapy seperti terapi untuk penderita stroke, terapi bicara dan terapi bahasa, terapi fisik dengan melatih
otot-otot mereka, applied behavioral analysis untuk membantu mengenal perilaku mana yang positif atau negatif, picture exchange communication system, yang merupakan metode belajar melalui gambar, mengekspresikan kata melalui gambar yang mudah ditangkap penderita autis.
Roselyn juga mengatakan, tidak ada penyebab pasti anak menderita autis. Bisa akibat lingkungan, atau pola menjaga kesehatan sang ibu sewaktu hamil, bisa juga pengaruh gen. “Unkown, tidak diketahui persisnya karena penyebabnya bermacam-macam,” ujar Roselyn.
Seminar “Your Child is Special” memperkenalkan beberapa ciri anak berkebutuhan khusus, pendidikannya, dan cara membangun hubungan yang baik dengan mereka. Seminar ini diselenggarakan oleh Linguistic Council Indonesia bekerjasama dengan Shining Stars, Kuningan Family and Community Center, dan HOPE Worldwide Indonesia.
Diare Karena Minum Susu
Mencret tiap kali habis minum susu disebut juga intoleransi laktosa. Keadaan ini bisa terjadi pada bayi, anak-anak, bahkan orang dewasa sekalipun. Anak yang menderita intoleransi laktosa tidak tahan pada salah satu komponen susu yaitu laktosa (sejenis karbohidrat dalam susu) atau tubuhnya tidak bisa mencerna laktosa tersebut.
Mengapa hal itu terjadi? Karena produksi enzim laktase dalam organ pencernaannya kurang, atau sel pembentuk enzimnya kurang atau ada kelainan-kelainan lainnya. Penyebab semua itu sendiri tidak diketahui pasti.
Salah satu kemungkinannya, kekurangan nutrisi tertentu saat si kecil masih dalam kandungan. Akibatnya pertumbuhan sel-sel enzim laktasenya tidak berkembang optimal. Bisa juga karena faktor genetik, yang berarti kondisi ini tidak bisa diapa-apakan. Sedangkan idealnya, laktosa dipecah oleh enzim laktase menjadi glukosa dan galaktosa yang dibutuhkan tubuh untuk energi dan pertumbuhan.
Ciri-ciri penderita intoleransi laktosa adalah diare setelah minum susu. Kondisi intoleransi laktosa yang tidak disadari oleh orangtua- sehingga anak tetap diberi susu- akan semakin mengikis sel-sel enzim laktase yang ada di ujung-ujung jonjot usus anak.
Sifat laktosa yang menarik air akan memperparah karena semakin banyak susu diberikan maka semakin banyak pula diarenya. Jadi, sekali anak diketahui menderita intoleransi laktosa, pemberian susu yang mengandung laktosa harus dihentikan.
Keaaan intoleransi laktosa akan terus berlanjut hingga anak dewasa. Kebutuhan berbagai vitamin dan mineral yang terkandung dalam susu, bisa diganti dengan pemberian susu yang bebas laktosa atau susu kedelai yang memang tidak mengandung laktosa. Solusi lain, tentu dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang sehingga kebutuhan gizi anak tercukupi.
Cara Deteksi Buta Warna
Buta warna dibagi dalam dua kategori, yaitu buta warna total dan buta warna parsial. Pada buta warna total, penyandangnya tidak bisa mengenali warna lain, kecuali hitam dan putih. Untungnya, kasus yang disebabkan ketiadaan pigmen warna pada sel retina ini sangat jarang terjadi.
Sementara itu, pada buta warna parsial, penyandang mengalami defisiensi (kekurangan) pigmen dalam sel retina sehingga tidak bisa melihat warna tertentu saja. Gabungan defisiensi merah dan hijau adalah gangguan yang paling sering terjadi, sedangkan defisiensi biru jarang sekali.
Yang perlu diluruskan, penderita buta warna bukan tidak bisa mengenali satu warna tertentu, tetapi ia tak bisa mengenali kombinasi atau campuran warna. Ia bisa saja tahu warna-warna dasar, seperti kuning, merah, dan biru, serta warna-warna sekunder, seperti hijau, jingga, dan ungu. Namun, ketika warna-warna itu dikombinasikan lagi dengan warna lainnya, ia tidak mampu mengenali atau bingung menentukan, apakah itu hijau tua atau biru, dan sebagainya.
Ada beberapa penyebab buta warna. Pertama adalah keturunan, yang kedua karena didapat. Buta warna bawaan disebabkan adanya mutasi dalam kromosom X yang diturunkan ayah atau ibu. Kasus buta warna lebih banyak terjadi pada laki-laki. Mengapa? Karena laki-laki yang terbentuk dari kromosom XY hanya mempunyai satu kromosom X. Dengan demikian, jika kromosom X-nya terganggu atau rusak, maka dia berpotensi lebih besar mengalami buta warna.
Sementara itu, perempuan yang terbentuk dari kromosom XX, jika salah satu kromosom X-nya mengalami gangguan, masih ada satu kromosom X lagi sehingga ia hanya menjadi pembawa sifat (carrier) buta warna.
Penyebab lain buta warna adalah karena didapat. Hal ini biasanya terjadi ketika anak mengalami kerusakan retina atau cedera (trauma) pada otak yang menyebabkan pembengkakan di lobus occipital. Kerusakan akibat paparan sinar ultraviolet karena tidak menggunakan pelindung mata secara benar juga bisa menyebabkan buta warna.
Menurut dr Amyta Miranty, Sp M, Presiden Direktur RS Mata Aini, Jakarta, orangtua perlu waspada dan segera memeriksakan anaknya bila tidak bisa membedakan warna atau salah menyebutkan warna meski sudah sering diajarkan. Perhatikan juga riwayat keluarga, apakah ada anggota keluarga yang mengalami buta warna.
Orangtua bisa melakukan pemeriksaan buta warna sendiri di rumah. Caranya, campurkan benang wol beraneka warna. Kemudian, minta anak mengambil benang warna tertentu. Jika ia tampak bingung, maka sekecil apa pun kecurigaan, tak ada salahnya untuk dikonsultasikan pada dokter mata.
Untuk memastikan kasus buta warna, dokter mata umumnya akan melakukan tes hara dengan buku berisi kombinasi berbagai warna. Biasanya juga akan dilakukan tes penunjang, seperti pemeriksaan organ mata, dan sebagainya. Kerusakan itu secara umum tak hanya terkait dengan keluhan buta warna, tetapi juga pada hal lain, semisal ketajaman penglihatan, luas pandang, dan sebagainya.
Yang perlu disadari, anak penderita buta warna tidak mengalami hambatan secara fisik dan kesehatan. Anak tetap dapat hidup, beraktivitas, bersekolah, berkarier, dan sebagainya. Orangtua bisa mengarahkan anak pada bidang-bidang profesi yang tidak membutuhkan keahlian warna secara dominan.
Harapan Baru Untuk Penderita Keterbelakangan Mental
Teori tersebut kini sedang diujicoba oleh Ahmad Salehi, ilmuwan dari Stanford University School of Medicine, AS. Dalam risetnya ia menggunakan norepinephrine untuk membalikkan kemampuan belajar pada tikus yang memiliki gejala mirip dengan down syndrome pada manusia, yakni memiliki penambahan jumlah kromosom.
“Secara teori hal ini bisa membantu perkembangan fungsi kognitif atau kecerdasan pada anak down syndrome,” kata Salehi yang risetnya dipublikasikan dalam jurnal Science Translational Medicine. Menurut Salehi risetnya merupakan penelitian pertama dalam kasus down syndrome yang menargetkan pada sistem neropinephrine.
Di tahun-tahun awal, anak down syndrome biasanya tidak mengalami kelambatan tumbuh kembang, namun seiring bertambahnya usia mereka kesulitan menangkap informasi kontekstual dan spasial. Fungsi ini sangat dipengaruhi oleh bagian otak yang disebut hippocampus. IQ anak down syndrome di bawah normal, 80-100. Pada anak-anak normal, IQ-nya 90-105.
Normalnya, saat memori kontekstual dibentuk, saraf hippocampal menerima norepinephrine dari saraf di bagian otak lainnya yakni locus coeruleus. Pada anak down syndrome, seperti terlihat pada tikus, locus coeruleus-nya mengalami kerusakan. Akibatnya, kecerdasan anak bisa terganggu. Saat tikus percobaan itu diberi norepinephrine, yang diubah di otak oleh neurotransmitter dan hormon, masalah tersebut bisa diatasi.
Hasil riset ini membuka harapan untuk membantu meningkatkan kecerdasan anak down syndrome. “Mungkin kita bisa menggunakan obat yang diubah menjadi norepinephrine atau yang mirip sehingga memiliki efek yang sama,” kata Salehi.
Redam Hasrat Menyantap Makanan Manis
Untuk mengatasi keinginan seperti itu, ikuti saran berikut ini:
1. Porsi kecil. Makanlah dengan porsi kecil dan jarak makan yang teratur. Idealnya antara dua dan empat jam. Cara ini dapat menghentikan keinginan makan kudapan yang manis dan berlemak.
2. Lebih banyak protein, sedikit lemak. Aturlah makanan sehari-hari supaya mengandung lebih banyak protein dan sedikit lemak. Sering kali perempuan berusaha membatasi lemak sehingga tidak cukup mendapatkan protein. Akibatnya, timbul rasa lapar dan keinginan makan lagi. Protein didapat dari produk susu, seperti susu skim dan yogurt tanpa lemak, serta daging sapi, ayam, ikan, selai kacang, telur, tahu, dan tempe.
3. Bersikap rileks. Stres dapat menimbulkan keinginan makan karbohidrat. Bila Anda merasa sedang stres, cobalah lakukan rileksasi atau bergabung dengan kelas yang mengajarkan manajemen stres.
4. Olahraga. Kurang olahraga dapat menyebabkan stres. Karena itu, pastikan bahwa Anda secara teratur berolahraga.
5. Jangan melewatkan waktu makan atau membatasi kalori. Membatasi kalori terlalu ketat menyebabkan perasaan kelaparan. Makanlah ketika merasa lapar dan saat jam makan tiba. Sebaiknya dalam sehari Anda paling tidak makan 1.600 kalori.
6. Istirahat cukup. Bila terlalu sibuk sehingga tidak punya waktu cukup untuk tidur, cobalah atur kembali jadwal Anda. Namun, kalau sudah cukup tidur tapi tidak merasa segar, bicarakan ini dengan dokter Anda. Bisa jadi itu tanda stres, kurang olahraga, atau gangguan kesehatan lain. Orang yang mengalami kelelahan kronis cenderung makan karbohidrat berlebihan.
7. Makan karbohidrat secukupnya. Pastikan karbohidrat yang dikonsumsi cukup bergizi. Buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian mengandung vitamin dan mineral esensial seperti halnya karbohidrat. Ini lebih baik daripada mengudap permen dan makanan lain yang miskin gizi.
8. Batasi kafein. Bila Anda minum lebih dari dua cangkir kopi atau dua kaleng soda setiap hari, cobalah mengurangi. Kafein membuat Anda ingin makan lebih banyak gula.
Musik yang Menstimulasi Otak Bayi
Karena itu, teruslah mendengarkan musik yang Anda sukai sejak sebelum hamil. Entah itu musik pop, R&B, lagu-lagu daerah, gamelan, dan lain sebagainya. Tak hanya mampu menstimulasi sel-sel sotak sang janin, musik yang Anda dengarkan pun bisa membuatnya ikut happy.
Mengobati Bila Anak Diare
Data dari Departemen Kesehatan Indonesia menunjukkan, dari 1.000 bayi yang lahir, 50 di antaranya meninggal karena diare. Penyakit ini telah menjadi penyebab kematian balita teratas setelah Infeksi Saluran Pernapasan Akut.
Diare bukan sembarang sakit perut. Penyakit ini menyerang anak-anak karena mengonsumsi air minum yang terkontaminasi bakteri E.coli, salmonella, rotavirus, atau adenovirus. Gejala umum penyakit diare ditandai rasa mulas dan buang air besar (BAB) dengan tinja encer lebih dari empat kali sehari. Kondisi penderita diare bisa lebih parah jika cairan tubuh juga terbuang melalui mulut (muntah).
Penanganan utama penyakit diare adalah mengganti cairan tubuh yang hilang. Kekurangan cairan bisa mengurangi aliran darah ke seluruh tubuh. Bila dibiarkan, lama-kelamaan organ tubuh tak berfungsi baik sehingga bisa menyebabkan kematian.
Jika diare hanya disertai BAB, untuk penggantian cairan tubuh segeralah minum oralit. Oralit adalah larutan yang mengandung elektrolit, asam basa, dan kalori. Ketiga komponen ini terkandung dalam cairan tubuh yang terbuang saat diare.
Pada kasus diare disertai muntah, penggantian cairan tubuh harus diberikan lewat infus. Pasalnya, minuman apa pun yang diberikan kepada penderita, pasti dimuntahkan lagi. Kalau penderita bisa minum, berilah cairan sedikit demi sedikit agar tak memicu mual.
Pada bayi yang terserang diare, pemberian air susu ibu (ASI) harus diberikan sebanyak-banyaknya sebelum Anda memberikan oralit. ASI membantu penyembuhan diare dan menggantikan cairan tubuh yang hilang.
Sedangkan pada bayi yang minum susu formula, pemberian susu bisa tetap dilakukan dengan catatan tak terjadi intoleransi terhadap susu tersebut. Pada beberapa kasus, bayi tak bisa menolerir susu sapi yang diberikan. Oleh karena itu, pemberian susu sapi bisa digantikan dengan susu kedelai atau susu sapi bebas laktosa.
Pencegahan
Diare memang berbahaya, tapi penyakit ini bisa dicegah. Kunci utama pencegahan diare adalah disiplin menerapkan perilaku bersih. Biasakan untuk selalu mencuci tangan menggunakan sabun, terutama setelah menggunakan toilet, setelah membersihkan anak, serta sebelum menangani makanan.
Orangtua wajib mengajari anak dan balita selalu mencuci tangan sebelum makan dan setelah dari kamar kecil. Bila perlu, mintalah si kecil untuk tidak menggunakan alat makan bersama anak lain serta tidak sembarangan jajan di sekolah. Penanganan makanan yang tidak benar juga menjadi penyebab diare. Cuci sayur atau bahan makanan lain dengan air bersih agar tidak terkontaminasi bakteri.
Tidur Nyenyak Membuat Tumbuh Kembang Optimal
Tidur nyaman dengan waktu tidur yang cukup merupakan kebutuhan pokok manusia, mulai dari bayi sampai manula. Banyak manfaat positif dipetik dari bayi tidur, salah satunya adalah untuk tumbuh kembang otak bayi.
Setiap orang mempunyai waktu yang berbeda untuk tidur, tergantung pada usia dan kebiasaan. Seorang bayi membutuhkan lebih dari setengah hari untuk tidur. Dengan bertambahnya usia, waktu tidur pun semakin berkurang.
Ketika kita tidur, hampir semua organ tubuh dihentikan atau diperlambat, kecuali otak yang tetap aktif. Pada tahap tidur REM (Rapid Eye Movement), otak maksimal dalam mengolah data dan ingatan, yang kadang muncul sebagai mimpi. Menurut dr.Soedjatmiko, Sp.A (K), ciri tidur REM adalah adanya gerak otot mata, tangan, atau kaki.
“Pada tahap REM ini pertumbuhan sel otak berlangsung dengan cepat. Selain mimpi, terkadang anak mengigau. Ini hal yang normal,” jelas dr. Soedjatmiko di acara “Sleep Symposium” yang diadakan oleh Pampers, beberapa waktu lalu.
Sementara itu, tidur non-REM atau tahap tidur tenang sangat penting untuk pertumbuhan fisik anak. “Di tahap ini terjadi perbaikan sel-sel tubuh dan terjadi pertumbuhan,” katanya.
Hal ini terjadi karena saat tidur tubuh akan mengeluarkan hormon pertumbuhan yang akan merangsang hati untuk menghasilkan bahan pertumbuhan tulang dan otot.
Di usia dewasa, hormon pertumbuhan ini beralih fungsi. Ia akan berfungsi untuk pemeliharaan dan perbaikan jaringan tubuh, selain untuk mempercepat proses pertumbuhan. Manfaat lain dari tidur adalah ikut andil dalam meningkatkan daya tahan tubuh anak terhadap infeksi. Ini berarti, anak yang kurang tidur lebih rentan terkena penyakit.
Tahap tidur REM dan non-REM ini berlangsung bergantian sepanjang waktu tidur anak. Oleh sebab itu, tidur yang nyenyak sangat penting untuk anak agar fase tidur REM dan non-REM nya tidak terganggu. “Bila fase tidur itu terganggu, saat bangun anak jadi uring-uringan atau rewel,” kata Soedjatmiko.
Lantas, berapa waktu tidur yang dibutuhkan oleh anak? “Ini sangat individual. Patokannya adalah saat bangun anak happy,” ujar dokter yang menjadi ketua Divisi Tumbuh Kembang Anak dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM ini.
ASI Memacu Kecerdasan Anak
Pemenuhan nutrisi yang cukup merupakan syarat utama dalam tumbuh kembang anak, termasuk perkembangan otaknya. Kekurangan gizi akan menurunkan mutu otak seorang manusia. Oleh sebab itu, bayi butuh makanan yang baik kualitasnya maupun kuantitasnya.
Komponen utama pembentuk otak adalah lemak dan bahan baku untuk membentuk sel-sel saraf baru di dalam otak adalah protein. Air susu ibu (ASI) sebagai makanan utama bayi kaya akan asam lemak rantai panjang tak jenuh ganda yang berpengaruh penting dalam otak dan kecerdasan. Tak heran bila bayi yang mendapat ASI lebih cerdas.
Dalam studi yang dilakukan para peneliti dari Universitas Colorado, AS terhadap 126 kakak beradik dari 59 keluarga diketahui anak yang mendapat ASI cenderung memiliki nilai akademis lebih baik dibanding yang tidak mendapat ASI.
“Anak yang semasa kecilnya mendapat ASI cenderung lebih cerdas dan lebih sehat, sehingga nilai akademis mereka di sekolah lebih baik,” kata peneliti, Daniel Rees, Ph.D.
Penelitian ini merupakan yang pertama yang menggunakan data dengan responden kakak beradik dengan mengesampingkan faktor lain, seperti sosial ekonomi, lingkungan keluarga, dan intelektual orangtua.