Tidur nyaman dengan waktu tidur yang cukup merupakan kebutuhan pokok manusia, mulai dari bayi sampai manula. Banyak manfaat positif dipetik dari bayi tidur, salah satunya adalah untuk tumbuh kembang otak bayi.
Setiap orang mempunyai waktu yang berbeda untuk tidur, tergantung pada usia dan kebiasaan. Seorang bayi membutuhkan lebih dari setengah hari untuk tidur. Dengan bertambahnya usia, waktu tidur pun semakin berkurang.
Ketika kita tidur, hampir semua organ tubuh dihentikan atau diperlambat, kecuali otak yang tetap aktif. Pada tahap tidur REM (Rapid Eye Movement), otak maksimal dalam mengolah data dan ingatan, yang kadang muncul sebagai mimpi. Menurut dr.Soedjatmiko, Sp.A (K), ciri tidur REM adalah adanya gerak otot mata, tangan, atau kaki.
“Pada tahap REM ini pertumbuhan sel otak berlangsung dengan cepat. Selain mimpi, terkadang anak mengigau. Ini hal yang normal,” jelas dr. Soedjatmiko di acara “Sleep Symposium” yang diadakan oleh Pampers, beberapa waktu lalu.
Sementara itu, tidur non-REM atau tahap tidur tenang sangat penting untuk pertumbuhan fisik anak. “Di tahap ini terjadi perbaikan sel-sel tubuh dan terjadi pertumbuhan,” katanya.
Hal ini terjadi karena saat tidur tubuh akan mengeluarkan hormon pertumbuhan yang akan merangsang hati untuk menghasilkan bahan pertumbuhan tulang dan otot.
Di usia dewasa, hormon pertumbuhan ini beralih fungsi. Ia akan berfungsi untuk pemeliharaan dan perbaikan jaringan tubuh, selain untuk mempercepat proses pertumbuhan. Manfaat lain dari tidur adalah ikut andil dalam meningkatkan daya tahan tubuh anak terhadap infeksi. Ini berarti, anak yang kurang tidur lebih rentan terkena penyakit.
Tahap tidur REM dan non-REM ini berlangsung bergantian sepanjang waktu tidur anak. Oleh sebab itu, tidur yang nyenyak sangat penting untuk anak agar fase tidur REM dan non-REM nya tidak terganggu. “Bila fase tidur itu terganggu, saat bangun anak jadi uring-uringan atau rewel,” kata Soedjatmiko.
Lantas, berapa waktu tidur yang dibutuhkan oleh anak? “Ini sangat individual. Patokannya adalah saat bangun anak happy,” ujar dokter yang menjadi ketua Divisi Tumbuh Kembang Anak dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM ini.
0 comments
Posting Komentar