Harapan Baru Untuk Penderita Keterbelakangan Mental

Minggu, 03 Januari 2010

Salah satu penyebab keterbelakangan mental (down syndrome) pada anak adalah gangguan neurotransmitter yang disebut norepinephrine. Bila gangguan ini bisa diperbaiki, besar harapan anak down syndrome untuk memiliki kecerdasan seperti anak normal.

Teori tersebut kini sedang diujicoba oleh Ahmad Salehi, ilmuwan dari Stanford University School of Medicine, AS. Dalam risetnya ia menggunakan norepinephrine untuk membalikkan kemampuan belajar pada tikus yang memiliki gejala mirip dengan down syndrome pada manusia, yakni memiliki penambahan jumlah kromosom.

“Secara teori hal ini bisa membantu perkembangan fungsi kognitif atau kecerdasan pada anak down syndrome,” kata Salehi yang risetnya dipublikasikan dalam jurnal Science Translational Medicine. Menurut Salehi risetnya merupakan penelitian pertama dalam kasus down syndrome yang menargetkan pada sistem neropinephrine.

Di tahun-tahun awal, anak down syndrome biasanya tidak mengalami kelambatan tumbuh kembang, namun seiring bertambahnya usia mereka kesulitan menangkap informasi kontekstual dan spasial. Fungsi ini sangat dipengaruhi oleh bagian otak yang disebut hippocampus. IQ anak down syndrome di bawah normal, 80-100. Pada anak-anak normal, IQ-nya 90-105.

Normalnya, saat memori kontekstual dibentuk, saraf hippocampal menerima norepinephrine dari saraf di bagian otak lainnya yakni locus coeruleus. Pada anak down syndrome, seperti terlihat pada tikus, locus coeruleus-nya mengalami kerusakan. Akibatnya, kecerdasan anak bisa terganggu. Saat tikus percobaan itu diberi norepinephrine, yang diubah di otak oleh neurotransmitter dan hormon, masalah tersebut bisa diatasi.

Hasil riset ini membuka harapan untuk membantu meningkatkan kecerdasan anak down syndrome. “Mungkin kita bisa menggunakan obat yang diubah menjadi norepinephrine atau yang mirip sehingga memiliki efek yang sama,” kata Salehi.

0 comments

Posting Komentar